Selasa, 22 Maret 2011

Peluang Sukses Dengan Ayam Ketawa

Berbagai satwa hobi di Indonesia banyak didatangkan dari manca negara.Nah, dengan mengembangkan ayam ketawa yang notabene ayam asli Indonesia, ayam ini bisa berkembang menjadi tuan rumah dinegeri sendiri dan tidak menutup kemungkinan bisa go Internasional.

Kalau kita biasa mendatangkan perkutut dari bangkok, serama dari malaysia dan ayam saigon dari vietnam. Maka pada suatu saat nanti gantian kita yang mengekspor ayam ketawa ke luar negeri.

Sebagai langkah awal memasyarakatkan ayam ketawa didalam negeri, caranya dengan memeperbanyak penghobinya sehingga bermunculan klub-klub pecinta ayam ketawa. Seperti di semarang sudah digelar latber untuk kontes ayam ketawa.

Sekarang ayam ketawa mania sudah cukup banyak. Pertengahan 2011 nanti hobi ayam ketawa bakal mencapai puncaknya. Tentu saja untuk menuju kesana dukungan dari masyarakat dan pihak terkait sangat diperlukan sehingga hobi ini bisa berkembang.

Tingginya permintaan saat ini tentu saja menjadi peluang bisnis yang sangat menguntungkan. Dengan menerrjuni breeding ayam ketawa apalagi nantinya bisa menghasilkan variasi lagu-lagu baru maka harga juga bisa dipastikan akan berlipat ganda. Untuk pasarnya, permintaan ayam ketawa ini cukup luas. Mulai anakan hingga dewasa sudah bisa diserap pasar.
(Sumber:Tabloid Agrobis)

Selasa, 08 Maret 2011

Ayam Ketawa

Ayam Ketawa adalah salah satu unggas yang ada di Indonesia dan hampir punah dengan kata lain tinggal legenda saja. “Ayam Ketawa” dalam bahasa Bugis disebut Manu “Gaga”. Karena terbatasnya masyarakat yang memelihara Ayam Ketawa, menyebabkan terbatasnya penyebaran Ayam Ketawa di tengah-tengah masyarakat dan tidak sepopuler seperti ayam kampung lainnya.

Ayam Ketawa bisa kita jumpai di Kabupaten Sidrap dan sekitarnya arah (Provinsi Sulawesi Selatan), merupakan habitat aslinya. Di daerah habitat aslinya (Sidrap), terutama di Kecamatan Baranti dan sekitarnya, Ayam Ketawa atau Manu “Gaga” telah dipelihara oleh masyarakat secara turun temurun dari generasi ke generasi. Dahulunya Ayam Ketawa hanya dipelihara dan berkembang biak di lingkungan Kraton Bugis terutama kalangan Bangsawan Bugis yang merupakan symbol status sosial.

Seiring dengan perkembangan zaman dan sejalan dengan kebijaksanaan yang telah ditempuh oleh Pemerintah Kabupaten Sidrap, lama kelamaan Ayam Ketawa tersebar dan mulai banyak dipelihara oleh semua lapisan masyarakat di Sidrap dan sekitarnya bahkan lambat tapi pasti telah menyebar ke seluruh Wilayah Indonesia walaupun dalam jumlah yang terbatas. Pembudidayaan Ayam Ketawa kini telah pula merambah ke Jawa Tengah, seperti di kota Semarang, Kudus, Madiun, Blitar dan lainnya

Suara Ayam Ketawa memang memiliki keunikan tersendiri saat berkokok, dimana saat berkokok Ayam Ketawa mengeluarkan suara seperti orang ketawa dan seterusnya dengan interval suara cepat disebut “Garetek” dan dengan interval suara lambat disebut “Gaga” serta suara mendayu-dayu disebut “Dodo”. Selain memiliki suara yang unik, Ayam Ketawa juga mempunyai warna bulu yang menarik dan di dukung oleh bentuk tubuh yang enak di pandang mata.