Awalnya manu gaga (ayam ketawa) hanya dikenal dgn tiga klasifikasi sesuai dengan ciri khas masing masing yakni
1. GAGA mempunyai interval nada yang senggang dgn vokal kha..khakhakha.. dan umumnya suaranya pendek atau sedang (sangat jarang yg bersuara panjang)
2. GARETE interval nadanya rapat dengan vokal Rrrrrrr dan umumnya suaranya agak panjang
3. DODO dengan suara mendayu dan panjang dengan vokal dododo.
Berkat kreatifitas peternak maka dihasilkan beberapa ayam yg bersuara unik seperti mirip suara kuntilanak dan atau gaga dengan alunan suara panjang. Belakangan muncul pembagian suara menjadi
- SLOW untuk yg ketukan (interval nadanya) senggang.
- DANGDUT untuk ketukan (interval nadanya) rapat (cepat).
- GARETE untuk ketukan (interval nadanya) lebih rapat dibandingkan SLOW dan DANGDUT.
Dari pembagian tsb dibagi lagi yang bersuara kristal (bening) dan bukan kristal. Kemudian beberapa orang membagi lagi yakni ayam yg mempunyai keserasian suara depan (angkatan) suara tengah dan suara ujung (suara ujung naik atau turun). Mungkin mengadopsi penilaian suara perkutut.
Ayam yang berkualitas adalah jika mempunyai intonasi yang sangat apik dari nada depan tengah dan ujung, jadi iramanya harus satu kesatuan yang elok didengar. Kegacoran,power dan kebeningan suara (kristal) menjadi nilai plus. Untuk menjadi juara selain hal tsb perlu pula mental ayam yang baik karena cukup banyak ayam yg memiliki kualitas suara yg bagus namun saat tampil di lomba malah melempem (suara kurang maksimal) karena kalah mental.,
Rabu, 12 Januari 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar